Mola Tv merubah Kebiasaan Penonton Bola Indonesia
Indonesia di masa lalu merupakan surga bagi para penggemar bola, mengapa tidak di saat di negara lain , tayangan sepakbola di televisinya sudah merupakan menu berbayar tapi di sini semua serba gratis tanpa harus mengeluarkan biaya berlangganan, dari even piala dunia sampai liga2 elit Eropa bisa kita nikmati dengan gratis di televisi channel UHF. Menu juga cukup lengkap dan beragam, bahkan hampir semua liga dunia bisa kita nikmati di setiap pekannya
Masalah bari muncul tak kala nilai tukar rupiah semakin terpuruk dan juga harga hak siar sepakbola semakin mahal, dan tidak lagi bisa di jangkau oleh televisi open air atau tv gratis. Harga yang mahal tentu semakin menggerus modal stasiun tv yabg tentu sulit untuk balik modal tak kala kue iklan semakin terbagi ke platform digital. Mungkin hanya karena gengsi dan juga politis yang membuat stasiun tv masih tetap menyiarkan liga Eropa, walau kerugian menghantui mereka di akhir musim.
Munculnya Mola TV yang awalnya begitu menghawatirkan penggemar bola gratisan, kini semakin diterima oleh para fans, meski awalnya terpaksa tapi semakin lama suara2 sumbang untuk membayar langganan liga Inggris plus ditambah kuota internet yang harus tersedia semakin mengecil. Meski mola bukanlah stasiun tv berbayar pertama yang beroperasi di Indonesia, tapi bisa jadi mola lah yang paling berpengaruh akan berubahnya pola pikir dan budaya menonton bola harus membayar langganan, tentu di perkuat oleh kepopuleran liga Inggris di Indonesia.
Pada akhirnya memang zaman tak bisa di tahan, hak siar liga yang mahal memaksa penonton menyediakan dana khusus untuk sekedar menonton bola selam 2x 45 menit tersebut. Apakah liga lokal akan mengikuti liga Eropa, tentu perlu waktu dan juga kesiapan para penonton yang sulit berubah kalau tidak dipaksa oleh keadaan.
No comments:
Post a Comment