Pengalaman Gonta-ganti SIM card operator seluler

Review kartu GSM dari jaman dulu.

Semenjak teknologi seluler di perkenalkan di Indonesia ada 3 pemain besar yang selalu mendominasi angka jumlah pelanggan pengguna telepon seluler di Indonesia. Pada awal lahirnya seluler yang menjadi pertimbangan utama dalam memilih operator yg kita pilih adalah jangkauan sinyal dari operator tersebut, inilah hal yang membuat Telkomsel leading sampai hari ini.

Disampingnya kualitas sinyal sebagian konsumen sangat sensitif sama tarif yg berlaku, berbagai jens promo tarif yang di gelontorkan operator , dari yang hemat betulan sampai cuma akal-akalan operator saja. Di jaman sekarang tarif telepon sudah tidak lagi menjadi faktor penting dari konsumen, di jaman internet sekarang kuota internet lah yg menjadi panduan, dengan kualitas jaringan yg masih belum merata konsumen d tawarkan antara harga dan kualitas untuk dapat dipilih.

Kartu GSM yang pertama penulis beli adalah IM3 nya Indosat di awal tahun 2000an. Dengan sinyal yg masih terbatas waktu itu IM3 menemani keseharian penulis saat di kota asal atau di kota tetangga. Pertimbangan yg menjadi faktor utama adalah waktu itu perdana im3 adalah yg termurah di Banding kartu perdana operator lain yg masih mahal banget. Kesabaran dengan sinyal yg terbatas akhirnya berakhir di tahun kedua, pilihan jatuh pada si merah, sebenarnya puas dengan jangkauan dan kualitas yg di dapat dari si merah, penulis mulailah coba-coba membeli perdana yg memang mulai berharga murah meriah pada tahun pertengahan 2005. Si kuning kembali mendominasi aktifitas ponsel penulis ketika lagi genit-genitnya d masa pencarian pasangan seumur hidup.



Saat ini penulis memakai 3 operator sekaligus dengan fungsi yg berbeda di antara nomor-nomor nya, si biru untuk jaringan 4 G nya yg lumayan stabil dan tarif lumayan relatif irit, si merah untuk fungsi telepon suara, bisnis jual-beli beli, dan traveling ke daerah, dan si kuning untuk promo tarif nya dan cadangan kalo ada yg nanya, punya nomor si kuning pak? Hmmm.....