Konten Sampah Youtuber
YouTube makin populer menjadi hiburan alternatif bagi orang yang butuh hiburan mengisi waktu senggang. YouTube makin menarik para penonton media kain yang dahulu nyaris tanpa saingan yaitu televisi . Bahkan ada yang memperkirakan YouTube akan mengalahkan televisi di masa mendatang dari segi jumlah penontonnya , yang akan membuat YouTube makin besar dan menggurita.
Yang menjadi bahasan kita adalah mengenai kualitas konten video yang Tayang di YouTube , karena memang Google sendiri membebaskan konten apapun karya youtuber untuk bisa Tatang di platform mereka. YouTube yang tidak mengenal batasan dan sensor tersebut menjadi pasar bebas untuk siapapun bisa mempunyai Channel YouTube Dan menayangkan video.
Animo masyarakat untuk menjadi youtuber makin besar, di sebabkan cerita sukses beberapa youtuber yang menjadi populer dan menghasilkan uang dalam jumlah banyak hanya sekedar membuat konten video, serta sangat mudah jika dilihat secara awam.
Tidak lepas dari banyak orang menonton video YouTube yang menjadi kelengahan banyak orang adalah konten video yang hanya ingin mendapat viewer sebanyak banyaknya tanpa merasa bertanggung jawab akan konten buruk dan cenderung memberi pengaruh buruk bagi viewernya yang kebanyakan adalah anak ABG yang masih labil dan mudah terpengaruh hal negatif.
Umpatan kata kata kasar dan kotor menjadi hal biasa di sana, membicarakan aib orang adalah dagangan legit, dan membanggakan hal negatif menjadi pencapaian membanggakan bagi para pelaku konten sampah tersebut.
Mengapa hal itu semakin marak dan semua latah membuat konten sampah , karena banyak yang nonton dan suka dengan konten tersebut, sudah menjadi rahasia umum bahwa orang Indonesia adalah penggemar acara gosip dan hobby ngomongin keburukan orang sejak dahulu kala, acara televisi yang tidak masuk akal saja bisa laku dan viral, kini hal tersebut pindah ke YouTube dengan minus sensor dan aturan.
Para pembuat konten sampah sebenarnya tahu apa yang bisa di jual di YouTube, dan dengan sadar orang melahap konten sampah tersebut dengan nikmatnya, segmen penyuka konten sampah sebenarnya jumlahnya bukan mayoritas, tapi mereka sangat intens dan fanatik bahkan berkontribusi langsung dengan mengomentari apapun yang di tayangkan secara masiv, sungguh kenyataan yang membuat muak dan sebal.
Yang bisa kita lakukan hanya lindungi anak2 anda dari konten sampah , beri panduan bagi anak melihat YouTube, saatnya kita melawan konten sampah dengan memboikot Channel penyebar konten sampah, agar para creator sampah tidak bisa mendapat keuntungan akibat kegemaran yang tidak berfaedah dari orang orang kurang kerjaan menonton video mereka.
Animo masyarakat untuk menjadi youtuber makin besar, di sebabkan cerita sukses beberapa youtuber yang menjadi populer dan menghasilkan uang dalam jumlah banyak hanya sekedar membuat konten video, serta sangat mudah jika dilihat secara awam.
Tidak lepas dari banyak orang menonton video YouTube yang menjadi kelengahan banyak orang adalah konten video yang hanya ingin mendapat viewer sebanyak banyaknya tanpa merasa bertanggung jawab akan konten buruk dan cenderung memberi pengaruh buruk bagi viewernya yang kebanyakan adalah anak ABG yang masih labil dan mudah terpengaruh hal negatif.
Umpatan kata kata kasar dan kotor menjadi hal biasa di sana, membicarakan aib orang adalah dagangan legit, dan membanggakan hal negatif menjadi pencapaian membanggakan bagi para pelaku konten sampah tersebut.
Mengapa hal itu semakin marak dan semua latah membuat konten sampah , karena banyak yang nonton dan suka dengan konten tersebut, sudah menjadi rahasia umum bahwa orang Indonesia adalah penggemar acara gosip dan hobby ngomongin keburukan orang sejak dahulu kala, acara televisi yang tidak masuk akal saja bisa laku dan viral, kini hal tersebut pindah ke YouTube dengan minus sensor dan aturan.
Para pembuat konten sampah sebenarnya tahu apa yang bisa di jual di YouTube, dan dengan sadar orang melahap konten sampah tersebut dengan nikmatnya, segmen penyuka konten sampah sebenarnya jumlahnya bukan mayoritas, tapi mereka sangat intens dan fanatik bahkan berkontribusi langsung dengan mengomentari apapun yang di tayangkan secara masiv, sungguh kenyataan yang membuat muak dan sebal.
Yang bisa kita lakukan hanya lindungi anak2 anda dari konten sampah , beri panduan bagi anak melihat YouTube, saatnya kita melawan konten sampah dengan memboikot Channel penyebar konten sampah, agar para creator sampah tidak bisa mendapat keuntungan akibat kegemaran yang tidak berfaedah dari orang orang kurang kerjaan menonton video mereka.
No comments:
Post a Comment