Mengenang Tabloid BOLA

Posted by Ads78 on

Mengenang Tabloid Bola Bacaan Saat Remaja

Mengingat masa saat remaja selalu enak untuk di kenang, di saat senang2 nya akan sesuatu dan masa dimana gak terlalu pusing dengan sulitnya mencari penghidupan sehari2. Sebagai anak remaja yang sedikit kuper dan hobby sangat di pengaruhi kondisi usia dan pergaulan. Di masa itu menonton acara olahraga di tv merupakan salah satu hobby yg sangat lumrah, bahkan menonton acara olahraga di tv lebih wajib di ikuti dari pada melakukan olahraga nya sendiri.

Dari acara multi even seperti Sea Games dan olimpiade, badminton, hingga sepakbola lokal dan internasional, menjadikan menu yang selalu di nantikan di depan tv. Berbagai tayangan olahraga yang seru tentu membutuhkan panduan dan sedikit analisa untuk menambah keseruan saat menonton, dan surat kabar dan tabloid menjadi bacaan yang asyik untuk di nikmati sebelum dan sesudah even berlangsung.




Banyak media baik berbentuk tabloid dan majalah marak terbit di era 90an. Salah satu tabloid yang sangat populer adalah tabloid Bola dari grup kompas Gramedia. Tabloid yang bahkan mengantar para wartawannya menjadi selebriti karena sering menjadi komentator saat acara berlangsung , nama nama populer seperti bung Rayana, bung M Nigara Bung Sumohadi, dan lain2nya. Kekuatan akan data dan pengetahuan akan olahraga sangat menghangatkan pertandingan sebelum di mulai, wartawan di era tersebut memang sangat mumpuni pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya.

Kejayaan tabloid Bola sempat tersaingi dengan tabloid Gema olahraga yang populer di sebut GO. Yang orang di belakang layarnya alumni dari tabloid bola juga sebenarnya. Ada pula majalah sportif yang melambungkan nama bung Kusnaeni di belantika perkomentatoran bola di tv. Tabloid bola tetap konsisten dan menjadi terdepan dari jumlah pembaca, bahkan sampai terbit dua kali seminggu untuk lebih memuaskan penggemar nya.

Akhirnya seperti nasib media cetak kebanyakan, tabloid bola harus mengalah dengan kemajuan internet, pasarnya tidak mengalami regenerasi layaknya anak 90an, anak millenial cenderung memilih internet untuk membaca ulasan olahraga, padahal menurut saya rasanya sangatlah berbeda antrata membaca tabloid dan melihat web berita, tapi itulah perkembangan yang terjadi, di kala penggemar lamanya anak 90an, juga sudah kurang intens membeli tabloid di karenakan berbagai urusan pernafkahan menyita waktu mereka dan saya juga pastinya.

Tabloid Bola berakhir pada Oktober 2018, banyak di sayangkan pembacanya, tapi itulah kenyataannya yang terjadi karena sulitnya menangguk untung dari pers cetak seperti masa lalu. Masih ingat untuk membeli bacaan seperti Bola harus menyisihkan uang jajan, dan jalan cukup jauh menuju lapak tukang koran, untuk sekedar membaca ulasan olahraga sebelum begadang di malam harinya.

Previous
« Prev Post

No comments:

Post a Comment