Hilangnya Kebiasaan Membaca Koran karena hampir Matinya Media Cetak Dan makin eksisnya Media Online .
Sekitar 10 tahun yang lalu jika naik transportasi umum baik itu kereta maupun bis kota, pastilah pandangan yg sangat umum orang membaca koran, baik koran ukuran standar ataupun tabloid adalah pemandangan yang sangat mendominasi pada masa itu. Penjaja koran pun hilir mudik menjajakan koran harian dari pagi buta sampai menjelang malam hari. Koran adalah jendela informasi yang update dan hangat membahas berita terbaru atau peristiwa yang sedang hangat terjadi, atau pun sekedar mengisi kejenuhan di dalam perjalanan, dari pada bengong dan rasa kantuk melanda.Hanya dalam jangka waktu lima tahun kurang lebih pemandangan itu mengalami evolusi yang cukup drastis, Memang masih ada yang menenteng koran di dalam transportasi umum, tapi sudah jadi pemandangan yang jarang dan biasanya agak berumur orang yang melakukannya. Kini pemandangan di dominasi orang yang memandangi gadget mereka baik yg ukurannya standar atau tablet yang sebesar talenan emak di dapur. Ada yang membaca situs berita, nonton film online , sampai chat dengan berbagai macam keperluannya. Hampir tidak di temukan tukang koran asongan di sana karena memang sudah tidak mungkin di kereta atau busway, bahkan di transportasi yang masih terbuka pun sudah tidak ada lagi yang melakukannya.
Media masa cetak memang sudah ber evolusi menjadi media online berbasis digital, bagi penggemar koran cetak pun sudah agak sulit untuk membelinya, hampir semua media masa cetak mengalami kesulitan menutupi biaya operasionalnya, hanya surat kabar yang super besar atau sudah konglomerasi yang bertahan. Itupun mereka sudah mempunyai edisi online untuk mengikuti perkembangan zaman . Buat saya anak abg 90an yang juga penggemar media cetak dari kecil, sangat ingat dengan kebiasaan nongkrong di tukang lapak koran, untuk sekedar melihat -melihat koran terbaru dan majalah olahraga yang menyiarkan Berita sepakbola terbaru.
Sudah tidak terdengar tukang koran yang teriak di jalan-jalan atau di lampu merah, tidak ada perasaan rindu lagi dengan tabloid yang terbit mingguan, tidak ada ulasan olahraga yang mendalam dan menggairahkan, tidak ada lagi yang mengoleksi poster artis jadul dan bintang olahraga yang menjadi idola, semua sekarang serba instan, tinggal klik semua terpampang, tapi yang kurang bermakna dan mendalam, tak ada indahnya narasi yang menggores emosi , semua serba to the points dan lalu hilang di telan iklan dan berita artis yang modal gosip viralan
No comments:
Post a Comment