Pengalaman Pertama Kali Memiliki Ponsel
Mengingat ingat masa lalu menjadi hal yang lucu dan menarik kita jadikan tulisan, tidak hanya terngiang di kepala saat bengong atau ngelamun di saat senggang sambil cengar cengir sendiri. Pengalaman dan kelakuan kita yang culun bin katro selaku saja menjadi memory yang sangat asyik di perbincangkan saat reuni atau ketemu teman lama sambil bersenda gurau di temani kopi dan cemilan.
Seperti halnya pengalaman pertama kali membeli dan menggunakan hp, tentu memiliki cerita yang menarik, sekitar tahun 2000an awal, penggunaan telepon seluler sudah mulai marak di mana2, orang dari berbagai kalangan menenteng ponsel nya sesuai dengan selera dan kemampuan. Karena merupakan barang yang masih tergolong ekslusif, tentu memberikan rasa bangga tersendiri, bahkan sampai ada yang menggantungnya di leher, suatu hal yang menjadi pemandangan biasa dan cukup ngetrend di era tersebut.
Saya sendiri pertama membeli ponsel di tahun 2000, bermulai dari kebutuhan akan nomor telpon yang bisa di hubungi oleh siapa saja, membuat saya merasa harus memiliki ponsel walau bukan ponsel mahal dan canggih. Dengan bermodal duit pemberian bokap yang memang tau kebutuhan anak ya, mulailah cari2 info mengenai ponsel yang masuk harganya dan cukup di andalkan pemakainya.
Setelah berkonsultasi dengan orang yang tahu tentang dunia ponsel , mulailah pencarian dilakukan di plaza jambu dua kota Bogor, dan hasilnya adalah hp Nokia 3210 dengan tebusan 600ribu perak, beserta nomor perdana bekas IM3 smart. Tanpa tahu sebenarnya apa saja kelebihan dan keunggulan Nokia 3210 tersebut, mulailah di gunakan juga tanpa tahu bahwa batere ponsel itu sudah cukup parah ngedropnya. Mulailah memberi info ke teman bahwa sekarang sudah memiliki hp dengan nomornya sekalian. Karena memang banyak teman yang bekum memiliki hp, otomatis hp tersebut tidak juga ada yang menelpon sampai kurang lebih semingguan, sebelum kawan2 dekat mulai memiliki ponsel juga.
Hobby mengonta ganti casing juga sempat dilakukan, mengikuti trend saat itu, membeli baterai cukup sering harus di lakukan pada Nokia 3210 tersebut, suatau hal menjengkelkan sekaligus menguras keuangan saja. Dengan Membeli pulsa 100 ribu yang bisa bertahan selama 3 Bulan, maka hampir pulsa yang tersedia harus di habiskan, karena masa itu, belum mengenal saldo pulsa bisa berlanjut di masa aktif selanjutnya.
Pada masa itu sinyal dan jangkauan IM3 masih sangat terbatasnya, karena memang nomor 2nd, maka bukan hal yang aneh jika ada telpon salah sambung yang mencari si pemilik nomor tersebut sebelumnya. Sampai akhirnya saya memutuskan membeli perdana baru setelah harganya SIM-card perdana di pasaran mulai turun jauh harganya.
Hp Nokia 3210 menemani saya sampai sekitar 1 Tahun, setelah kepincut dengan Siemens a 55 yang memiliki dering poliponik dan batere lebih tangguh , Tanpa harus sering2 membeli baterai yang nyebelin bersama hp sebelum nya. Walau saat ini hp bukan lagi barang ekslusif tapi cerita bagaiman dulu kita begitu gandrungnya kita dengan hp jadul yang fiturnya sangat terbatas cukup lucu jika di ingat2. Dering SMS begitu di nanti apalagi SMS dari si dia yang selalu memberi senyum manis dan getir saat selesai membacanya.
No comments:
Post a Comment